Status Gunung Api Sinabung Memasuki Level Awas
Today.id - Aktivitas Gunung Api Sinabung menunjukkan pergerakan yang sangat aktif. Minggu (5/8/2018), aktivitas gunung api yang berlokasi di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu masuk pada level IV atau awas, Minggu (5/8/2018).
Pantauan dilakukan melalui rekaman seismograf, Sabtu (4/8/2018), tercatat 38 kali gempa hembusan, 3 kali gempa vulkanik dalam dan 2 kali gempa tektobik lokal.
’’Dari kemarin (Sabtu 4/8/2018, red) hingga pagi ini visual gunung api dapat teramati jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih, bertekanan lemah dengan intensitas tebal setinggi 300 meter di atas puncak. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara,” jelas Kepala PVMBG, Kementerian ESDM, Kasbani.
PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan secara sektoral dari puncak dalam jarak 7 km ke selatan-tenggara, 6 km ke tenggara-timur dan 4 km timur-utara.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim di hilir di sekitar daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.
’’Bendungan di Sungai Laborus terbentuk akibat penumpukan endapan awan panas masih berpotensi menyebabkan lahar atau banjir bandang kalau bendungan jebol,’’ papar Kasbani. (JN/Mil)
Pantauan dilakukan melalui rekaman seismograf, Sabtu (4/8/2018), tercatat 38 kali gempa hembusan, 3 kali gempa vulkanik dalam dan 2 kali gempa tektobik lokal.
’’Dari kemarin (Sabtu 4/8/2018, red) hingga pagi ini visual gunung api dapat teramati jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih, bertekanan lemah dengan intensitas tebal setinggi 300 meter di atas puncak. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara,” jelas Kepala PVMBG, Kementerian ESDM, Kasbani.
PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan secara sektoral dari puncak dalam jarak 7 km ke selatan-tenggara, 6 km ke tenggara-timur dan 4 km timur-utara.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim di hilir di sekitar daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.
’’Bendungan di Sungai Laborus terbentuk akibat penumpukan endapan awan panas masih berpotensi menyebabkan lahar atau banjir bandang kalau bendungan jebol,’’ papar Kasbani. (JN/Mil)
Komentar
Posting Komentar